Sebelum
membahas Teori Lokasi Von Thunen ada baiknya saya jelaskan lebih dulu siapakah
Von Thunen itu?
Von
Thunen adalah orang pertama yang membuat model analitik dasar dari hubungan
antara pasar, produksi dan jarak. Lahir dengan nama lengkap Johann Heinrich von
Thunen, dialah yang pertama kali mengemukakan teori ekonomi lokasi modern.
Lahir pada tanggal 24 Juni 1783, von Thunen mengenyam pendidikan di Gottingen
dan sebagian besar menghabiskan waktu hidupnya mengelola daerah pinggiran di
Tellow. Pada volume pertama risalatnya, The Isolated State (1826), von Thunen
menjabarkan mengenai ekonomi keruangan (spatial economics), yang menghubungkan
teori ini denganteorisewa(theoryofrent).
Dalam menjelaskan
teorinya ini, von Thunen menggunakan tanah pertanian sebagai contoh kasusnya.
Dia menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian
dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang
ada di suatu daerah. Model von Thunen mengenai tanah pertanian ini, dibuat
sebelum era industrialisasi, yang memiliki asumsi dasar sebagai berikut : Kota
terletak di tengah antara “daerah terisolasi” (isolated state). Isolated State
dikelilingi oleh hutan belantara. Tanahnya datar. Tidak terdapat sungai dan
pegunungan. Kualitas tanah dan iklim tetap. Petani di daerah yang terisolasi
ini membawa barangnya ke pasar lewat darat dengan menggunakan gerobak, langsung
menuju ke pusat kota.
Pembahasan Teori Von Thunen
Teori ini berdasarkan pengamatan di daerah
tempat tinggalnya, ia menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap
komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis
penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Teori ini memperhatikan jarak tempuh
antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variable keawetan,
beban angkut, dan harga dari berbagai komoditas pertanian.
Baca Juga : Peran Elemen Dalam Kekuatan Suatu Sistem
Menurut Saya, teori Von Thunen ini lebih
menitikberatkan pada perbandingan antara daerah produksi dan pasar (target
market) yang merupakan satu-satunya final
destination.yang di hitung dari jarak tempuh.
Jika teori ini digunakan pada daerah maju
seperti indonesia maka, Saya rasa tidak akan relevan dan susah untuk di ikuti
bagi sebagian masyarakatnya.
Kita tau sendiri bahwa negara Indonesia adalah
negara agraris yang sebagian besar penghasilan pendapatan daerah dari hasil
pertanian. Indonesia kaya akan lahan dan hasil pangannnya sendiri. Jika memakai
metode atau teori Von Thunen bisa dipastikan percepatan ekonomi akanh mengalami
kendala atau bisa jadi Indonesia akan mengalami krisis ekonomi pada sektor
pertanian
Kota saaat ini tidak lagi menjadi final
destination bagi lahan pernian yang ada di pedalaman. Sekarang sudah ada jalur
yang terintegrasi sehingga hasil pertanian dari pedalaman bisa sampai ke
berbagai pasar di seluruh daerah di Indonesia.
Baca Juga : 5 Alasan Banyak Orang Memilih Iphone Dibanding Android
Sistem ini terus di kembangkan oleh pemerintah
dengan tujuan agar kita tidak lagi mengkonsumsi atau membeli hasil pangan dari
negara luar atau negara tetangga kita.
Ada beberapa kelemahan dari Teori Von Thunen
diantaranya terletak pada :
-
Keterkaitannya
pada waktu
-
Keterkaitannya
pada wilayah karena
· Kemajuan di bidang transportasi telah menghemat
banyak waktu dan uang (mengurangi resiko busuk komoditi);
· Adanya berbagai bentuk pengawetan, memungkinkan
pengiriman jarak jauh tanpa resiko busuk;
· Negara industri mampu membentuk kelompok
produksi sehingga tidak terpengaruh pada kota;
· Antara produksi dan konsumsi telah terbentuk
usaha bersama menyangkut pemasaran (tidak selalu memanfaatkan jasa kota dalam
pemasarannya).
-
Faktor
yang bisa mempengaruhi komposisi keruangan selain biaya transport adalah:
· Prasarana jalan yang baik dan kemudahan akses
ke pasar kota menjadi faktor penentu komposisi keruangan;
· Mekanisme pasar yang terbuka hingga menimbulkan
terjadinya supply dandemand, memungkinkan terjadinya economic landscape sebagai
faktor penting mempengaruhi komposisi keruangan;
· Adanya lokasi alternatif juga bisa berpengaruh
pada komposisi keruangan;
· Skala produksi: biaya/unit vs jumlah produk;
localisation economies danurbanisation economies;
· Lingkungan bisnis: kebijakan pemerintah, lokasi
pesaing, dsb;
· Faktor Kesejarahan
Namun tidak ada salahnya jika masih ada yang
menggunakan Teori Lokasi Von Thunen ini karena jika dilihat dari sisi lokasi dan biaya
teori ini bisa berkaitan dan malahan memberikan pengertian yang jelas. Dimana
semakin dekatnya lokasi produksi di daerah kota maka semakin berdampak pada
biaya sewa yang juga akan semakin tinggi.
Terimakasih . . .